Tabrakan
Maut
Hatiku bagai tertikam ketika dunia menertaiku
Sakit tak terperi
menggenggammu di tanganku
Menggoncang tubuhmu
yang dingin
Tak membuatmu goyah
untuk terus diam
Diam yang menyakitkan
Wahai kau putraku yang
tak bergerak dalam tidur
Tak bisakah kau
bergerak sedikit saja
Tunjukkan pada dunia
bahwa mereka salah
Bangunlah cintaku,
harapanku, hidupku...
Tabrakan di tol jagorawi jakarta mengakibatkan seorang ibu
harus kehilangan anaknya dengan terpaksa. Tabrakan itu terjadi dengan sangat cepat
sehingga tak terelakkan. Sang ibu berteriak histeris begitu mengetahui sang
bayi sudah dalam keadaan tak bernyawa menggoncang-goncangkan tubuh mungil itu
memanggil namanya membuat siapapun yang melihatnya pasti akan merasakan sakit yang sama, “rayhan
rayhan rayhan bangun nak bangun ibu disini bangun nak” bisik lirihnya membuatku
meneteskan air mataku turut merasakan pedih yang dirasakannya.
Suaminya duduk
disampingnya merangkulnya “pak rayhan pak kenapa dia tidak mau bangun aku sudah
menggoncang tubuhnya apa dia tidur mungkin dia tidur ya” sang suami yang
melihatnya tak menjawab hanya makin mendekapnya lebih erat bulir bulir air mata
yang sedari tadi di tahannya akhirnya meluncur menuruni pipinya. Putra
pertamanya telah meninggalkanya terlebih dahulu bayangan kebahagiaan
kebersamaan mereka berputar kembali diingatannya bagaimana hebatnya rayhan
kecil bisa membuat mereka tertawa dengan tingkah lucunya, bagaimana dia telah
merencanakan dan membayangkan anaknya akan menjadi orang yang hebat. Kenapa tuhan
hanya mengizinkan mereka bersama hanya dalam waktu yang singkat.
“Buk, buk relakan” sang istri melihatnya dengan tatapan
bingung tak mengerti akan apa yg telah sang suami katakan, “relakan
kepergiannya” ulangnya.
“apa yang bapak bicarakan anak kita masih disini siapa yang
pergi,,,putraku masih disini, masih disini” begitulah lirihnya.
Sang suami hanya bisa terisak-isak menahan tangisnya. Sang petugas
yang sedari tadi melihat mereka akhirnya menghampirinya “maaf pak kami harus
membawa anda beserta istri untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut”. Kemudian
petugas yang lain meminta si bayi untuk diserahkan tapi sang ibu tak ingin
melepaskan bayinya, rayhannya. Sang suami langsung menghampiri petugas “biarkan
istriku bersamanya untuk sementara”. Petugas itu hanya mengangguk mengerti.
Pelaku tabrakan hanya bisa terdiam menyaksikan kesakitan mereka, dapat kulihat penyesalan mendalam dari matanya. Tapi apa gunanya penyesalannya tak dapat mengembalikan keutuhan dan kebahagian kelurga kecil itu. Si pelaku kemudian digiring oleh polisi untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya.